Beranda | Artikel
Ahlus Sunnah Memuliakan Para Sahabat
Selasa, 29 November 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas

Ahlus Sunnah Memuliakan Para Sahabat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas pada Sabtu, 16 Sya’ban 1443 H / 19 Maret 2022 M.

Ahlus Sunnah Memuliakan Para Sahabat

Pada kajian kali ini kita akan membahas tentang keutamaan para Sahabat Rahimahullahu ‘Anhum Ajma’in, satu generasi yang Allah Subhanahu wa Ta’ala tampilkan di tengah-tengah manusia yang merupakan generasi yang terbaik. Tidak pernah ada sebelum zamannya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan tidak akan pernah ada lagi.

Menit ke-7:13 Termasuk dari prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah yaitu menjaga hati dan lisan mereka terhadap para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan mereka menerima apa yang datang dari Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijma’ tentang keutamaan-keutamaan dan kedudukan mereka. Ahlus Sunnah juga mengakui keutamaan seluruh Sahabat, karena mereka (para Sahabat Radhiyallahu ‘Anhum) adalah ummat yang paling tinggi akhlak dan perangainya. Meskipun demikian Ahlus Sunnah tidak melewati batas terhadap para Sahabat, dan mereka tidak mempunyai keyakinan tentang kema’shuman para Sahabat, bahkan mereka melaksanakan hak-hak para Sahabat dan mencintainya, karena mereka mempunyai hak yang besar atas seluruh ummat ini, kita dianjurkan untuk mendo’akan mereka.

Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan:

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) berdo’a: ‘Ya Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang lebih dahulu beriman dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Rabb kami, sesungguhnya Engkau Mahapenyantun lagi Mahapenyayang.’” (QS. Al-Hasyr[59]: 10)

Do’a ini adalah do’anya orang-orang yang mengikuti kaum Muhajirin dan Anshar dengan kebaikan, yang menunjukkan atas kesempurnaan cinta mereka kepada para Sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga sanjungan mereka terhadapnya. Sesungguhnya orang yang pertama kali masuk dalam do’a ini adalah para Sahabat Radhiyallahu ‘Anhum, merekalah yang terlebih dahulu beriman, dan mereka pula yang telah mewujudkan keimanan tersebut.

Ayat tersebut menafikan (meniadakan) kedengkian (kebencian) dari semua segi. Hal ini menunjukkan tentang kesempurnaan cinta mereka kepada Sahabat.

Ahlus Sunnah mencintai para Sahabat karena Allah dan RasulNya memerintahkan untuk mencintai mereka yang lebih dahulu beriman, dan mendapat kehormatan menemani Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga karena mereka telah berbuat baik kepada seluruh ummat dan karena merekalah yang menyampaikan semua yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Apa saja yang sampai kepada kaum Muslimin, apakah ilmu atau kebaikan, itu hanya dengan perantaraan mereka.

Menit ke-24:00 Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang keras ummat Islam mencaci maki para Sahabat Radhiyallahu ‘Anhum, sebagaimana sabda beliau:

لاَ تَسُبُّوْا أَصْحَابِيْ، فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيْفَهُ.

“Jangan kalian mencaci Sahabatku!! Demi Rabb Yang diriku berada di tanganNya, jika seandainya salah seorang dari kalian memberikan infaq emas sebesar gunung Uhud, maka belumlah mencapai nilai infaq mereka meskipun (mereka infaq hanya) satu mudd (yaitu sepenuh dua telapak tangan) dan tidak juga separuhnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan yang lainnya.)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

إِذا ذُكِرَ أَصْحَابِي فَأَمْسِكُوْا

“Apabila disebutkan kejelekan sahabatku, hendaknya kamu diam.” (HR. Ath-Thabrani)

Juga sabda beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ، وَالْمَلاَئِكَةِ، وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ.

“Barangsiapa mencaci-maki Sahabatku, maka baginya laknat Allah, Malaikat, dan manusia seluruhnya!!!” (HR. Ath-Thabrani)

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download Mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52451-ahlus-sunnah-memuliakan-para-sahabat/